Jumat, 26 Oktober 2018

Hal yang harus diperhatikan dalam Mesin Penetas Telur


Berikut urusan yang mesti diacuhkan dalam mengelola mesin tetas otomatis.
Umumnya, sistem pemanas pada mesin tetas modern memakai elemen nikelin. Namun, mesin dapat pun menggunakan sumber panas dari gas elpiji, minyak tanah, panas sinar matahari, sampah kayu mebel, batu bara, serta kombinasi listrik dengan sekian banyak  sumber panas tersebut. Pertimbangan akan memakai kombinasi sumber pemanas, tergantung pada harga masing masing sumber panas. Pilihlah bahan yang sangat ekonomis. 

Kombinasi listrik dengan sumber panas lain paling penting dilaksanakan untuk menambah efisiensi ongkos energi. Penggunaan sumber pemanas kombinasi listrik dan minyak atau kombinasi listrik dan gas bisa menekan ongkos lebih dari 50% lebih murah dikomparasikan dengan melulu menggunakan sumber pemannas dari listrik. Mesin ini dikendalikan dengan termokontrol digital sensor PT-100 yang kepekaannya dapat menjangkau dibawah 0,1 derjar farenhit.

Kelembapan ditata dengan digital higro-controller. Jika kelembapan berkurang, secara otomatis bakal terbentuk kabut uap air didalam mesin sampai-sampai kelembapan meningkat. Namun, kelembapan yang berlebihan akan menciptakan mesin secara otomatis meminimalisir kabut air sampai-sampai kelembapan menurun.


Pemutar telur diprogram cocok dengan kemauan melalui timer digital sampai-sampai telur bakal diputar oleh mesin secara otomatis.
Ventilasi dilaksanakan melalui mekanisme inlet-outlet (keluar masuk) yang merata ke semua ruangan.

Pada mesin penetas telur otomatis, ruangan inkubasi (setter) dan ruangan penetasan (hatcher) terletak terpisah. Kedua ruangan itu tidak bertolak belakang secara fisik, namun hanya bertolak belakang dari format rak telur. Dalam inkubator, rak telur dilengkapi dengan pemutar telur, sementara ruang hathcer tidak memerlukan pemutar telur.
Sumber pemanas mesin otomatis berkapasitas diatas 50 ribu butir telur tetap dapat dibuat dari sumber yang paling sederhana, yakni dengan suatu " kompor mi ayam" . Di samping itu, dapat juga memakai sumber pemanas dari gas elpiji, minyak tanah, batu bara, sekam padi, ataupun sinar matahari.

Jika menggunaka mesin tetas kapasitas 50-60 ribu butir melulu menggunakan listrik sebagai sumber pemanas, daya yang diperlukan untuk mengobarkan mesin berkisar 20.000-22.000 watt. Namun, andai sumber pemanas memakai listrik dengan minyak tanah, gas, atau sampah kayu mebel, daya yang digunakan hanya selama 1.100 watt. Energi tersebut dipakai sistem guna meratakan suhu, mengembalikan telur, dan sumberkistrik pengendali (microchip). Karena itu, ongkos menggunaka kombinasi energi listrik dengan minyak tanah, gas, sekam padi, dan matahari dapat menghemat lebih dari 50%.

Pada musim panas, mesin tetas berkapasitas 50 ribu buutir telur melulu membutuhkan 4 liter minyak tanah atau 3kg gas per hari. Sementara pada musim dingin, mesin tetas ini melulu membutuhkan 4,5-6 kg gas per hari. Efisiensi ini dapat dijangkau karena pengarang telah mengejar sistem pemerataan panas secara konduksi guna mesin tatas nya.

Saat ini telah sekitar 100 mesin tetas yang diproduksi, tergolong mesin tetas guna telur itik yang mempunyai sistem kelembapan yang bertolak belakang dengan mesin tetas guna telur ayam kampung. Hanya saja mesin ini akan tepat guna ika kapasitasnya minimum 7.500 butir telur. Biaya peralatan penciptaan mesin guna kapasitasnya dibawah 7.500 butir tidak ekonomis.



REFERENSI
https://jualburungpuyuhbandung.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar