Berikut urusan yang mesti diacuhkan dalam mengelola mesin tetas
otomatis.
Umumnya, sistem pemanas pada mesin tetas modern memakai elemen
nikelin. Namun, mesin dapat pun menggunakan sumber panas dari gas elpiji,
minyak tanah, panas sinar matahari, sampah kayu mebel, batu bara, serta
kombinasi listrik dengan sekian banyak
sumber panas tersebut. Pertimbangan akan memakai kombinasi sumber
pemanas, tergantung pada harga masing masing sumber panas. Pilihlah bahan yang
sangat ekonomis.
Kombinasi listrik dengan sumber panas lain paling penting
dilaksanakan untuk menambah efisiensi ongkos energi. Penggunaan sumber pemanas
kombinasi listrik dan minyak atau kombinasi listrik dan gas bisa menekan ongkos
lebih dari 50% lebih murah dikomparasikan dengan melulu menggunakan sumber
pemannas dari listrik. Mesin ini dikendalikan dengan termokontrol digital
sensor PT-100 yang kepekaannya dapat menjangkau dibawah 0,1 derjar farenhit.
Kelembapan ditata dengan digital higro-controller. Jika kelembapan
berkurang, secara otomatis bakal terbentuk kabut uap air didalam mesin
sampai-sampai kelembapan meningkat. Namun, kelembapan yang berlebihan akan
menciptakan mesin secara otomatis meminimalisir kabut air sampai-sampai
kelembapan menurun.
Pemutar telur diprogram cocok dengan kemauan melalui timer digital
sampai-sampai telur bakal diputar oleh mesin secara otomatis.
Ventilasi dilaksanakan melalui mekanisme inlet-outlet (keluar
masuk) yang merata ke semua ruangan.
Pada mesin penetas telur otomatis, ruangan inkubasi (setter) dan ruangan
penetasan (hatcher) terletak terpisah. Kedua ruangan itu tidak bertolak
belakang secara fisik, namun hanya bertolak belakang dari format rak telur.
Dalam inkubator, rak telur dilengkapi dengan pemutar telur, sementara ruang
hathcer tidak memerlukan pemutar telur.
Sumber pemanas mesin otomatis berkapasitas diatas 50 ribu butir
telur tetap dapat dibuat dari sumber yang paling sederhana, yakni dengan suatu
" kompor mi ayam" . Di samping itu, dapat juga memakai sumber pemanas
dari gas elpiji, minyak tanah, batu bara, sekam padi, ataupun sinar matahari.
Jika menggunaka mesin tetas kapasitas 50-60 ribu butir melulu
menggunakan listrik sebagai sumber pemanas, daya yang diperlukan untuk
mengobarkan mesin berkisar 20.000-22.000 watt. Namun, andai sumber pemanas
memakai listrik dengan minyak tanah, gas, atau sampah kayu mebel, daya yang
digunakan hanya selama 1.100 watt. Energi tersebut dipakai sistem guna
meratakan suhu, mengembalikan telur, dan sumberkistrik pengendali (microchip).
Karena itu, ongkos menggunaka kombinasi energi listrik dengan minyak tanah,
gas, sekam padi, dan matahari dapat menghemat lebih dari 50%.
Pada musim panas, mesin tetas berkapasitas 50 ribu buutir telur
melulu membutuhkan 4 liter minyak tanah atau 3kg gas per hari. Sementara pada
musim dingin, mesin tetas ini melulu membutuhkan 4,5-6 kg gas per hari.
Efisiensi ini dapat dijangkau karena pengarang telah mengejar sistem pemerataan
panas secara konduksi guna mesin tatas nya.
Saat ini telah
sekitar 100 mesin tetas yang diproduksi, tergolong mesin tetas guna telur itik
yang mempunyai sistem kelembapan yang bertolak belakang dengan mesin tetas guna
telur ayam kampung. Hanya saja mesin ini akan tepat guna ika kapasitasnya
minimum 7.500 butir telur. Biaya peralatan penciptaan mesin guna kapasitasnya
dibawah 7.500 butir tidak ekonomis.
REFERENSI
https://jualburungpuyuhbandung.blogspot.com/